Gambar Sampul Bahasa Indonesia · Bab 1 Peristiwa
Bahasa Indonesia · Bab 1 Peristiwa
Asep Yudha

24/08/2021 14:42:33

SMP 8 KTSP

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional

Dilindungi Undang-undang

Hak Cipta Buku ini dibeli Oleh Departemen Pendidikan Nasional dari Penerbit Usaha Makmur, CV

Berbahasa dan Ber

Berbahasa dan Ber

Berbahasa dan Ber

Berbahasa dan Ber

Berbahasa dan Ber

sastrsastr

sastrsastr

sastr

a Indonesia

a Indonesia

a Indonesia

a Indonesia

a Indonesia

Untuk SMP/MTs Kelas VIII

Penulis

: Asep Yudha Wirajaya

Sudarmawarti

Editor

: Siti Aminah

Ilustrasi, Tata Letak : Risa Ardiyanto

Perancang Kulit

: Risa Ardiyanto

Ukuran Buku

:

17,6 x 25 cm

Diterbitkan oleh Pusat Perbukuan

Departemen Pendidikan Nasional

Tahun 2008

Diperbanyak oleh ...

410

WIR WIRAJAYA, Asep Yudha

b

Berbahasa dan Bersastra Indonesia 2 : Untuk SMP/MTs Kelas VIII/oleh Asep

Yudha Wirajaya dan Sudarmawarti; editor Siti Aminah. — Jakarta: Pusat Perbukuan,

Departemen Pendidikan Nasional, 2008.

viii, 208 hlm.: ilus.; 25 cm.

Bibliografi : hlm. 197-200

Indeks. hlm. 206-208

ISBN 979-462-993-6

1. Bahasa Indonesia-Studi dan Pengajaran I. Judul

II. Sudarmawarti

III. Aminah, Siti

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya,

Pemerintah, dalam hal ini, Departemen Pendidikan Nasional, pada tahun 2008, telah

membeli hak cipta buku teks pelajaran ini dari penulis/penerbit untuk disebarluaskan

kepada masyarakat melalui situs internet (

website

) Jaringan Pendidikan Nasional.

Buku teks pelajaran ini telah dinilai oleh Badan Standar Nasional Pendidikan

dan telah ditetapkan sebagai buku teks pelajaran yang memenuhi syarat kelayakan

untuk digunakan dalam proses pembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional Nomor 34 Tahun 2008.

Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para penulis/

penerbit yang telah berkenan mengalihkan hak cipta karyanya kepada Departemen

Pendidikan Nasional untuk digunakan secara luas oleh para siswa dan guru di

seluruh Indonesia.

Buku-buku teks pelajaran yang telah dialihkan hak ciptanya kepada Departemen

Pendidikan Nasional ini, dapat diunduh (

down load

)

,

digandakan, dicetak,

dialihmediakan, atau difotokopi oleh masyarakat. Namun, untuk penggandaan yang

bersifat komersial harga penjualannya harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan

oleh Pemerintah. Diharapkan bahwa buku teks pelajaran ini akan lebih mudah diakses

sehingga siswa dan guru di seluruh Indonesia maupun sekolah Indonesia yang

berada di luar negeri dapat memanfaatkan sumber belajar ini.

Kami berharap, semua pihak dapat mendukung kebijakan ini. Kepada para

siswa kami ucapkan selamat belajar dan manfaatkanlah buku ini sebaik-baiknya.

Kami menyadari bahwa buku ini masih perlu ditingkatkan mutunya. Oleh karena itu,

saran dan kritik sangat kami harapkan.

Jakarta, Juli 2008

Kepala Pusat Perbukuan

Kata Sambutan

III

Kata Sambutan

Kata Pengantar

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Tuhan

Yang Mahakuasa. Dengan segala rahmat, petunjuk, dan karunia-

Nya, akhirnya buku ini dapat penulis hadirkan sebagai teman belajar

kalian. Tidak lupa, pada kesempatan ini penulis mengucapkan

selamat atas keberhasilan kalian yang telah memasuki jenjang kelas

baru.

Fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi.

Belajar berbahasa berarti belajar berkomunikasi. Kalian dapat

menggunakan bahasa dalam kehidupan sehari-hari kalian. Untuk

dapat belajar bahasa dengan mudah, kalian harus dapat berkomuni-

kasi dengan bahasa secara lisan maupun tertulis. Buku ini juga

mengajak kalian belajar sastra, agar kalian dapat mengolah keteram-

pilan kalian dalam berapresiasi dan menciptakan karya sastra.

Buku ini dikembangkan sedemikian rupa agar kalian dengan

mudah mempelajari dan memahami pelajaran-pelajaran yang ada

dalam bahasa dan sastra Indonesia.

Buku ini memberikan panduan, agar kalian dapat mengem-

bangkan kemampuan kalian dalam mendengarkan, berbicara,

membaca, menulis, serta kebahasaan dan kesastraan. Setelah

mempelajari materi tersebut, diharapkan kalian dapat mengembang-

kan kemampuan kalian dalam berbahasa dan bersastra.

Semoga buku ini bermanfaat. Jangan segan bertanya jika

kalian menemui kesulitan. Selamat belajar, semoga kalian berhasil

meraih cita-cita.

Surakarta, ... 2008

Penulis

IV

Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMP Jilid 2

Sajian Isi Buku

Uji Kemampuan berisikan soal-soal latihan yang

disajikan pada setiap subpelajaran, yang digunakan

untuk melatih pemahaman siswa berkaitan dengan

isi materi.

Uji Kemampuan

Ingin Tahu? berisi info atau keterangan yang dapat

membantu siswa memahami materi yang sedang

dipelajari.

Ingin Tahu?

Bingkai Bahasa berisikan pengetahuan mengenai

struktur ke bahasaan g una m emperoleh

kemampuan berbahasa Indonesia, baik secara lisan

maupun tertulis.

Bingkai Bahasa

Tagihan berisi tugas yang harus dikerjakan secara

pribadi atau kelompok, yang menantang dan

memotivasi siswa dalam memahami konsep materi

secara total.

Tagihan

Rangkuman berisi ringkasan materi dalam satu

subpelajaran. Bagian ini disajikan di akhir setiap

pelajaran agar siswa dapat mengingat kembali hal-

hal penting yang telah dipelajari.

Rangkuman

Bagian ini berisi soal-soal esai sebagai bahan

evaluasi untuk mengukur tingkat pemahaman

siswa setelah mempelajari materi satu pelajaran.

Evaluasi Pelajaran

Bingkai Sastra berisikan pengetahuan mengenai

kesusastraan guna memperoleh kemampuan dalam

bersastra, baik lisan maupun tertulis.

Bingkai Sastra

Selintas Makna berisikan pengetahuan mengenai

pengertian yang berkaitan dengan objek

pembelajaran.

Selintas Makna

Portofolio

Portofolio berisi tugas yang harus dikerjakan di

luar kelas yang bersifat pengayaan guna

meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi.

V

Sajian Isi Buku

Kata Sambutan

............................................................................................................ iii

Kata Pengantar

............................................................................................................ iv

Sajian Isi Buku

............................................................................................................. v

Daftar Isi

...................................................................................................................... vi

Pendahuluan

................................................................................................................. 1

Pelajaran 1

Peristiwa

............................................................................................. 3

A. Menganalisis Laporan

.................................................................... 5

B. Berwawancara dengan Narasumber

............................................ 10

C. Mengidentifikasi Unsur Intrinsik Teks Drama

............................. 15

D. Menulis Laporan

............................................................................. 19

Evaluasi Pelajaran 1

............................................................................ 24

Pelajaran 2

Kegiatan

.............................................................................................. 29

A. Menanggapi Unsur Pementasan Drama

....................................... 31

B. Menyampaikan Laporan Secara Lisan

......................................... 35

C. Membaca Memindai Ensiklopedia atau Buku Telepon

................ 38

D. Menulis Kreatif Naskah Drama Satu Babak dengan Memerha-

tikan Keaslian Ide

........................................................................... 42

Evaluasi Pelajaran 2

............................................................................ 46

Pelajaran 3

Pariwisata

............................................................................................ 51

A. Menanggapi Isi Laporan

................................................................ 53

B. Bermain Peran sesuai Naskah yang Ditulis Siswa

...................... 56

C. Menemukan Tempat atau Arah pada Denah

................................ 60

D. Menulis Surat Dinas Berkenaan dengan Kegiatan Sekolah

........ 62

Evaluasi Pelajaran 3

............................................................................ 65

Pelajaran 4 Kebudayaan

........................................................................................ 69

A. Mengevaluasi Pemeranan Tokoh dalam Pementasan Drama

..... 71

B. Bermain Peran dengan Improvisasi

.............................................. 74

C. Membaca Cepat 250 Kata per Menit

........................................... 76

D. Menulis Petunjuk Melakukan Sesuatu

.......................................... 81

Evaluasi Pelajaran 4

............................................................................ 84

Pelajaran 5

Lingkungan

........................................................................................ 89

A. Menanggapi Isi Laporan

................................................................ 91

B. Berwawancara dengan Narasumber

............................................ 94

C. Membuat Sinopsis Novel Remaja Indonesia

................................ 96

D. Menulis Kreatif Naskah Drama Satu Babak dengan Memerha-

tikan Kaidah Penulisan Naskah Drama

........................................ 97

Evaluasi Pelajaran 5

............................................................................ 100

Daftar Isi

VI

Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMP Jilid 2

Pelajaran 6 T

eknologi

............................................................................................ 103

A. Menemukan Pokok-pokok Berita

.................................................. 105

B. Menyampaikan Persetujuan, Sanggahan, dan Penolakan

Pendapat dalam Diskusi

................................................................. 108

C. Menjelaskan Alur Cerita, Pelaku, dan Latar Novel Remaja (Asli

atau Terjemahan)

............................................................................ 111

D. Menulis Rangkuman Isi Buku Pengetahuan Populer

.................. 115

Evaluasi Pelajaran 6

............................................................................ 115

Pelajaran 7

Pendidikan

.......................................................................................... 123

A. Mengidentifikasi Karakter Tokoh Novel Remaja (Asli atau

Terjemahan)

.................................................................................... 125

B. Membawakan Acara

...................................................................... 129

C. Membaca Intensif untuk Menemukan Bahan Diskusi

................. 131

D. Menulis Puisi Bebas dengan Menggunakan Pilihan Kata yang

Sesuai

.............................................................................................. 135

Evaluasi Pelajaran 7

............................................................................ 137

Pelajaran 8

Kreativitas

.......................................................................................... 139

A. Menjelaskan Tema dan Latar Novel Remaja (Asli atau Terjemah-

an) .................................................................................................... 141

B. Mengomentari Kutipan Novel Remaja (Asli atau Terjemahan) . 143

C. Membaca Ekstensif Teks Berita

................................................... 146

D. Menulis Teks Berita

....................................................................... 152

Evaluasi Pelajaran 8

............................................................................ 155

Pelajaran 9

Kesehatan

........................................................................................... 159

A. Mengemukakan Kembali Isi Berita yang Didengar Melalui Televisi

atau Radio

....................................................................................... 161

B. Menanggapi Hal yang Menarik dari Kutipan Novel Remaja

(Asli atau Terjemahan)

................................................................... 164

C. Membacakan Teks Berita

.............................................................. 168

D. Menulis Puisi Bebas dengan Memerhatikan Unsur Persajakan. 171

Evaluasi Pelajaran 9

............................................................................ 173

Pelajaran 10

Emansipasi

......................................................................................... 177

A. Mendeskripsikan Alur Novel Remaja (Asli atau Terjemahan) ... 179

B. Menyampaikan Persetujuan, Sanggahan, dan Penolakan Pendapat

dalam Diskusi

.................................................................................. 181

C. Mengenali Ciri-ciri Umum Puisi dari Buku Antologi Puisi

.......... 184

D. Menulis Slogan dan Poster

............................................................ 188

Evaluasi Pelajaran 10

.......................................................................... 190

Evaluasi Akhir

........................................................................................................... 194

Daftar Pustaka

........................................................................................................... 197

Glosarium

................................................................................................................... 201

Indeks Istilah

............................................................................................................ 206

Indeks Pengarang

.................................................................................................... 208

VII

Daftar Isi

Pendahuluan

1

Pendahuluan

Bahasa merupakan alat komunikasi yang terpenting. Maka itu, bahasa

mempunyai peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional.

Dengan peranannya yang sangat besar, bahasa Indonesia menjadi penunjang

keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi.

Manfaat bahasa Indonesia bagi siswa dalam pembelajaran bahasa diharapkan

membantu siswa mengenal dirinya, budaya sendiri dan budaya lain, mengemukakan

gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat satu bahasa, dan menggunakan

kemampuan analitis dan imajinatif yang ada dalam dirinya.

Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan

siswa dalam 1) berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai etika yang berlaku,

baik secara lisan maupun tulis; 2) menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indo-

nesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara; 3) memahami bahasa Indonesia

dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif; 4) menggunakan bahasa Indonesia

untuk meningkatkan kemampuan intelektual serta kematangan emosional dan sosial;

5) menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan,

memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berba-

hasa; serta 6) menghargai dan mengembangkan sastra Indonesia sebagai khazanah

budaya dan intelektual manusia Indonesia.

Buku Berbahasa dan Bersastra Indonesia 2 ini diperuntukkan bagi siswa kelas

VIII SMP/MTs. Materi pembelajaran buku ini mengacu pada Standar Kompetensi

dan Kompetensi Dasar Bahasa Indonesia SMP/MTs tahun 2006. Kajian materi buku

ini meliputi empat aspek, yaitu aspek mendengarkan, aspek berbicara, aspek membaca,

dan aspek menulis. Untuk memudahkan dalam pembahasan, buku ini terbagi ke dalam

10 pelajaran sebagai berikut.

Pelajaran 1

Peristiwa

Pelajaran ini memuat materi mengenai menganalisis laporan dari

kegiatan mendengarkan; melakukan wawancara dengan narasumber

dari berbagai kalangan dengan memerhatikan etika berwawancara;

mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik teks drama; serta menulis laporan

dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar.

Pelajaran 2

Kegiatan

Pelajaran ini berisi uraian materi mengenai menanggapi unsur-unsur

pementasan drama; menyampaikan laporan secara lisan dengan tepat;

menemukan informasi dari ensiklopedia atau buku telepon dengan

teknik membaca memindai; serta menulis kreatif naskah drama satu

babak dengan memerhatikan keaslian ide.

Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMP Jilid 2

2

Pelajaran 3

Pariwisata

Pelajaran ini memuat materi mengenai memberikan tanggapan

terhadap isi laporan; bermain peran berdasarkan naskah yang telah

ditulis siswa; menemukan tempat dan arah pada denah; serta menyusun

surat dinas berkenaan dengan kegiatan sekolah dengan tepat.

Pelajaran 4

Kebudayaan

Pelajaran ini berisi uraian materi mengenai memberikan evaluasi

pemeranan tokoh dalam pementasan drama; bermain peran dengan

improvisasi; membaca cepat; serta menulis petunjuk melakukan

sesuatu.

Pelajaran 5

Lingkungan

Pelajaran ini mengemukakan uraian materi mengenai menanggapi isi

laporan; berwawancara dengan narasumber; membuat sinopsis novel

remaja Indonesia; serta menulis kreatif naskah drama satu babak

dengan memerhatikan kaidah penulisan naskah drama.

Pelajaran 6

T

eknologi

Pelajaran ini memuat uraian materi mengenai menemukan pokok-pokok

berita dari kegiatan mendengarkan; menyampaikan persetujuan,

sanggahan, dan penolakan pendapat dalam diskusi; menentukan dan

menjelaskan alur cerita, pelaku, dan latar novel remaja asli atau

terjemahan; serta menulis rangkuman isi buku pengetahuan populer.

Pelajaran 7

Pendidikan

Pelajaran ini mengemukakan uraian materi mengenai mengidentifikasi

karakter tokoh novel remaja asli atau terjemahan; membawakan acara

dengan bahasa yang baik dan benar serta santun; membaca intensif

untuk menemukan bahan diskusi; serta menyusun puisi bebas dengan

pilihan kata yang sesuai.

Pelajaran 8

Kreativitas

Pelajaran ini berisi materi mengenai menjelaskan tema dan latar novel

remaja asli atau terjemahan; memberikan komentar terhadap kutipan

novel remaja asli atau terjemahan; membaca ekstensif teks berita;

serta menulis teks berita dengan singkat, padat, dan jelas.

Pelajaran 9

Kesehatan

Pelajaran ini memuat uraian materi mengenai mengemukakan kembali

isi berita dari kegiatan mendengarkan; menanggapi hal yang menarik

dari kutipan novel remaja asli atau terjemahan; membacakan teks berita;

serta menulis puisi bebas dengan memerhatikan unsur persajakan.

Pelajaran 10

Emansipasi

Pelajaran ini berisi materi mengenai mendeskripsikan alur novel remaja

asli dan terjemahan; menyampaikan pendapat dalam diskusi; mengenali

ciri-ciri umum puisi dan buku antologi puisi; serta membuat slogan dan

poster.

Pelajaran 1

Peristiwa

Sumber:

Kompas,

2008

Selamat berjumpa di tahun ajaran baru ini. Semoga di kelas

yang baru, kalian dapat mengawali proses belajar dengan semangat

yang baru.

Pada pembelajaran materi Berbahasa dan Bersastra Indone-

sia yang pertama ini, kalian akan diajak untuk mengasah

kemampuan kalian berkaitan dengan mendengarkan, menangkap

isi, dan menanggapi laporan; membuat daftar pertanyaan dan

melakukan wawancara; menentukan unsur-unsur intrinsik drama;

serta menulis laporan.

Dengan tekun dan teliti, kalian pasti dapat menunjukkan

kemampuan kalian.

Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMP Jilid 2

4

Peta Konsep

Peristiwa

Mendengarkan

Menganalisis

laporan

Berbicara

Berwawancara

Membaca

Identifikasi unsur

intrinsik teks drama

Menulis

Menyusun laporan

Pelajaran 1 Peristiwa

5

A. Menganalisis Laporan

Laporan merupakan suatu keterangan mengenai suatu

peristiwa atau perihal yang ditulis berdasarkan berbagai data, fakta,

dan keterangan yang melingkupi peristiwa atau perihal tersebut.

Laporan mengenai peristiwa atau perihal yang bersifat penting

atau resmi biasanya disampaikan dalam bentuk tulisan.

Menganalisis laporan berarti melakukan suatu kajian atau

penelitian terhadap suatu laporan. Hal yang dianalisis dalam laporan

dapat meliputi isi peristiwa, kronologi waktu, kelengkapan data,

kebahasaan, dan bentuk laporan.

Supaya dalam menganalisis laporan yang kalian simak dapat

memberikan hasil yang maksimal, kalian perlu memerhatikan hal-

hal berikut.

1. Menyimak laporan dengan saksama, sehingga dapat

menangkap informasi yang disampaikan secara utuh dan

lengkap serta terperinci.

2.

Melakukan pengecekan terhadap setiap hal yang dilaporkan

secara detail dan cermat.

3.

Tidak mencampuradukkan antara fakta (yang bersifat objektif)

dan opini atau pendapat (yang cenderung bersifat subjektif).

4.

Melakukan kajian terhadap kebenaran atau ketepatan hasil

laporan tersebut.

Sebagai bahan referensi mengenai menganalisis laporan,

simaklah laporan yang akan dibacakan salah satu teman kalian

berikut.

Heru Wicaksono, Diplomat RI Tokoh Penting Pembebasan Sandera Korsel

Krisis sandera 23 warga Korea Selatan

oleh kelompok pejuang Taliban di Afganistan

selama 1,5 bulan menjadi berita utama di

media seluruh dunia. Menjelang krisis

berakhir, muncul nama Diplomat Indonesia

Heru Wicaksono dalam penyelesaian krisis

tersebut. Upaya penyelesaian melibatkan tiga

pihak, yakni pemerintah Korsel, kelompok

pejuang Taliban, dan pemerintah Afganistan.

Namun, upaya penyelesaian tersebut belum

juga berhasil.

Pejuang Taliban menuntut agar Korsel

segera menarik seluruh pasukannya dari

Afganistan. Tuntutan pejuang Taliban tersebut

sulit dipenuhi oleh dua pihak lainnya. Sampai

empat kali ketiga pihak berunding, tapi belum

juga membuahkan kesepakatan.

Dari situlah Indonesia mulai terlibat.

Pemerintah Korsel, meminta kepada Presiden

SBY, agar Indonesia terlibat dalam perunding-

an pembebasan sandera. Permintaan ini

disampaikan Presiden Roh Moon Hyun saat

berkunjung ke Seoul, 25 Juli 2007.

Permintaan itu segera direspons Presiden

SBY. Presiden SBY memerintahkan Menlu

Hasan Wirayudha untuk mendekati kelompok

pejuang Taliban. Oleh Menlu, perintah

Presiden SBY diteruskan ke Dubes Indonesia

di Kabul, Erman Hidayat. Menlu Hasan

Wirayudha meminta Erman Hidayat agar

menghubungi pemerintah Afganistan untuk

memastikan bahwa keterlibatan Indonesia

sepenuhnya didukung oleh kelompok pejuang

Taliban.

Sumber:

Dok. Penerbit

Tujuan Pembelajaran

Tujuan belajar

kalian

adalah dapat

memberikan analisis

terhadap laporan

yang diperdengarkan.

Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMP Jilid 2

6

Bermula dari hal tersebut, Erman Hida-

yat kemudian menugaskan Heru Wicaksono

bergabung dalam kelompok perunding. Heru

Wicaksono ialah Wakil Dubes RI di Afganis-

tan. Dalam tugasnya, Heru Wicaksono

didampingi oleh penerjemah seorang warga

Afganistan yang bekerja di Kedubes RI.

Heru menuturkan bahwa kehadirannya

dalam perundingan difasilitasi oleh IRC

(Palang Merah Internasional). Pada awalnya,

Heru khawatir kehadiran Indonesia ditolak

oleh pejuang Taliban. Namun, rasa khawatir

itu lenyap saat tim Indonesia bertemu pim-

pinan pejuang Taliban. Pertemuan itu terjadi

pada Kamis, 30 Agustus. "Ternyata mereka

sangat respek ketika mengetahui bahwa yang

menjadi mediator perundingan adalah negara

netral. Tidak seperti yang dibayangkan orang

bahwa kaum Taliban itu barbar, proses

perundingan yang diatur Kamis kemarin

berlangsung sangat kondusif," ungkap Heru.

Dalam perundingan tersebut, dikemuka-

kan bahwa pejuang Taliban sebenarnya tidak

ingin menyandera kedua puluh tiga warga

Korsel tersebut. Mereka hanya ingin

pemerintah Korsel menarik 200 pasukan

non-

combat

-nya dari Afganistan.

Menurut Heru, dalam perundingan

antara Korsel dengan Taliban tersebut, pejuang

Taliban hanya meminta Korsel menarik

pasukannya dari wilayah Afganistan. Akhirnya

juru runding Korsel berjanji menarik 200

pasukannya dari wilayah Afganistan. Setelah

permintaannya dipenuhi, juru runding pejuang

Taliban langsung menyatakan setuju

melepaskan para sandera.

Prestasi diplomat Indonesia dalam

perundingan tersebut langsung mendapatkan

apresiasi Presiden Roh Moon Hyun. Melalui

telepon seluler, Moon mengucapkan terima

kasih kepada Presiden SBY.

(Sumber: Jawa Pos,

2 September 2007,

dengan

pengubahan seperlunya)

Perlu diketahui bahwa ada beberapa langkah dalam

menganalisis laporan. Beberapa langkah yang dapat membantu

dalam proses menganalisis laporan adalah berikut.

1.

Memahami isi laporan dari bentuk, isi, maupun kebahasaan.

2.

Menguraikan secara detail atau rinci pokok-pokok isi laporan.

3.

Memberikan suatu pandangan atau pendapat terhadap laporan

berdasarkan suatu teori atau definisi (referensi).

Setelah menyimak dengan cermat dan memahami isi laporan

tersebut, kalian dapat menuliskan pokok-pokok isi laporan

sebagaimana contoh berikut.

1.

Krisis sandera 23 warga Korea Selatan oleh kelompok

pejuang Taliban di Afganistan melibatkan Indonesia.

2.

Upaya penyelesaian yang melibatkan tiga pihak, yakni

pemerintah Korsel, kelompok pejuang Taliban, dan

pemerintah Afganistan, belum juga berhasil.

3.

Pemerintah Korsel, melalui Presiden Roh Moon Hyun

meminta kepada Presiden SBY agar Indonesia terlibat

dalam perundingan pembebasan sandera.

4.

Permintaan itu segera direspons Presiden SBY dengan

memerintahkan Menlu Hasan Wirayudha untuk mendekati

kelompok pejuang Taliban.

Bingkai Bahasa

Pada teks bacaan terda-

pat beberapa kata yang

berkonfiks

ke-an

,

misalnya: kesepakatan,

keterlibatan, kekhawatir-

an, dan sebagainya.

Salah satu fungsi imbuh-

an

ke-an

adalah memben-

tuk kata kerja pasif.

Adapun makna konfiks

ke-an

antara lain berikut.

1. Menyatakan tempat

Contoh: kecamatan

2. Menyatakan

menderita

Contoh: kehujanan

3. Menyatakan tidak

sengaja

Contoh: ketiduran

4. Menyatakan hal

Contoh: keadilan

Buatlah kalimat de-

ngan kata berimbuhan

ke-an

, selain yang

telah tertulis di atas!

Jelaskan makna kata

berimbuhan

ke-an

tersebut!

Pelajaran 1 Peristiwa

7

5.

Heru Wicaksono yang menjabat sebagai Wakil Dubes RI

di Afganistan bergabung dalam kelompok perunding yang

difasilitasi oleh IRC (Palang Merah Internasional).

6.

Dalam perundingan tersebut, dikemukakan bahwa pejuang

Taliban hanya ingin pemerintah Korsel menarik 200

pasukan

noncombat

-nya dari Afganistan.

7.

Pejuang Taliban langsung menyatakan setuju melepaskan

para sandera setelah juru runding Korsel berjanji menarik

200 pasukannya dari wilayah Afganistan.

8.

Prestasi diplomat Indonesia dalam perundingan tersebut

langsung mendapatkan apresiasi Presiden Roh Moon

Hyun. Melalui telepon seluler, Moon mengucapkan terima

kasih kepada Presiden SBY.

Contoh hasil analisis terhadap laporan tersebut adalah berikut.

1.

Laporan tersebut merupakan laporan mengenai peristiwa

keterlibatan Indonesia yang diwakili oleh Wakil Dubes RI,

Heru Wicaksono, untuk Afganistan, dalam peristiwa

penyanderaan oleh pejuang Taliban.

2.

Dari segi bentuk penyampaian, laporan tersebut disampai-

kan dalam bentuk narasi dengan model penyampaian

bahasa yang tidak resmi atau nonilmiah.

3.

Kronologi waktu kejadian yang berkenaan dengan

peristiwa disampaikan secara urut, tapi kurang mendetail.

4.

Data dan penjelasan pendukung belum disampaikan secara

lengkap dan terperinci.

Uji Kemampuan 1

Guna mengetahui kemampuanmu dalam menyimak dan memahami

materi mengenai laporan, berikut disajikan sebuah laporan. Salah

satu temanmu telah siap untuk membacakan laporan berikut.

Persiapkanlah dirimu untuk menyimak pembacaan laporan dengan

saksama!

Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Mulai Berbenah

Oleh: Susana Rita Kumalasanti

Selasa siang, 27 November 2007.

Belasan wartawan dan korban lumpur

Lapindo berkumpul di salah satu ruang sidang

di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Hari itu,

hakim membacakan putusan gugatan korban

lumpur kepada pemerintah dan PT Lapindo

Brantas. Sidang tidak menempati ruang sidang

utama yang berukuran besar, tetapi berukuran

relatif kecil. Sebagai ilustrasi, jarak antara

hakim dan kursi terdakwa sekitar dua meter.

Jarak antara hakim dan pengunjung sidang

Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMP Jilid 2

8

yang duduk di kursi terdepan lebih kurang

empat meter.

Meski ruangannya kecil, suara hakim

yang membacakan putusan hanya terdengar

sayup-sayup. Pengunjung sidang akhirnya

berlomba-lomba maju ke barisan terdepan,

meskipun harus berdiri. Saat itu, Kompas

berhasil berada di barisan terdepan. Namun,

tetap saja pendengaran harus dipertajam

semaksimal mungkin untuk dapat menangkap

seluruh kata-kata yang diucapkan hakim.

Tidak sekali itu saja pengunjung sidang

kesulitan mendengarkan suara hakim. Hal

yang sama terjadi ketika hakim membacakan

putusan gugatan perdata pengelolaan Blok

Cepu pada 15 Januari lalu. Meskipun lebih

baik dibandingkan dengan situasi saat hakim

membacakan putusan Lapindo, usaha ekstra

perlu dilakukan untuk dapat mengikutinya.

Ini jelas dapat fatal bagi pemburu berita.

Pasalnya, hal itu dapat mengakibatkan salah

tulis atau salah menangkap maksud hakim.

Mau tidak mau mereka harus mengonfirmasi

isi putusan kepada pengacara yang kebetulan

duduk satu meter di depan hakim.

Namun, hal itu diharapkan akan

berubah. Tahun ini Pengadilan Negeri Jakarta

Pusat bekerja sama dengan

United States

Agency for International Development

(USAID), lembaga donor dari Amerika

Serikat, untuk meningkatkan sarana dan

prasarana pengadilan dan pengembangan

teknologi informasi (TI) di pengadilan.

Sound

system

(sistem tata suara) ruang sidang akan

diperbarui. Rencananya, semua ruang sidang

akan didukung satu unit komputer untuk

membantu kelancaran tugas panitera

pengadilan.

Perubahan itu mulai tampak di ruang

sidang utama. Satu unit komputer, jam

penunjuk waktu, dan

sound system

baru

terpasang di ruangan itu.

Sound system

baru ini agak membantu

pengunjung sidang, terutama yang duduk di

bagian belakang. Sebelumnya,

sound system

di belakang tempat wartawan, acap kali mati

karena masalah kabel yang terkelupas.

Padahal, di situlah satu-satunya tempat yang

mudah bagi wartawan menaruh alat perekam

(

tape recorder

). Apabila sidang kasus menarik

perhatian, belasan

tape recorder

bergeletakan

di dekat

speaker

.

Humas Pengadilan Negeri Jakarta Pusat,

Heru Pramono, mengatakan bahwa perbaikan

sarana dan prasarana itu memang salah satu

program dalam rangka menuju pengadilan

modern. Tidak hanya secara teknologi,

nantinya pelayanan pun akan diupayakan

lebih modern.

Misalnya, sistem informasi perkara dapat

diakses setiap pengunjung, sistem

pembayaran uang perkara yang akan

diupayakan melalui bank, dan lainnya.

Nantinya, pengunjung sidang dapat mencari

perkara apa pun melalui komputer yang akan

diletakkan di depan ruang sidang.

“Ke depan, jadwal sidang dan agendanya

akan dicantumkan. Jadi, pengunjung tidak

perlu mencari-cari seperti sekarang ini.

Demikian juga dengan keadaan perkara dan

putusan,” ujarnya.

la menambahkan, sistem pendukung

untuk layanan itu sedang disiapkan.

Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, kata Heru,

diharapkan menjadi percontohan bagi semua

pengadilan di Indonesia.

Selain di ruang sidang, komputer atau

laptop juga diberikan kepada hakim. Ini untuk

mempermudah pembuatan pertimbangan

hukum dalam putusan. “Para hakim dan

panitera sekarang ini sedang mengikuti

pelatihan komputer. Memang ada beberapa

hakim yang memerlukan pelatihan,

setidaknya dapat mengetik, menyimpan data,

dan mencetak. Itu minimal,” ujarnya.

Namun, ujar Heru, hanya sebagian kecil

hakim yang belum terbiasa dengan teknologi

tersebut. Mayoritas hakim sudah mengguna-

kan komputer. Komputer tersebut digunakan

untuk mengerjakan putusan maupun untuk

mencari data di internet mengenai

perkembangan hukum terbaru.

Praktisi hukum Taufik Basari

mengapresiasi perubahan di Pengadilan

Negeri Jakarta Pusat itu secara positif.

Menurut dia, bagaimanapun perubahan

Pelajaran 1 Peristiwa

9

memang harus dimulai. Sebab, dibandingkan

dengan institusi lain, institusi pengadilan

relatif lambat membuka diri, menggunakan

teknologi, membenahi sistem, dan

memperbaiki pelayanan publik.

la berharap keberadaan komputer itu

nantinya tidak saja digunakan untuk

kepentingan yang bersifat administratif. la

berharap ke depan, komputer itu juga

digunakan untuk kegiatan riset.

la juga berharap agar Pengadilan Negeri

Jakarta Pusat tidak berhenti mencari

perbandingan dengan pengadilan yang lain.

Setidaknya, mereka juga harus melihat sistem

yang berjalan di Mahkamah Konstitusi (MK).

“Artinya, untuk membantu sistem yang

transparan, bersih, efisien, dan tanggap

teknologi, mereka tidak perlu jauh meng-

awang-awang. Mereka dapat membandingkan

dengan MK. Mereka juga harus berpikir, jika

MK dapat seperti itu, mengapa Pengadilan

Negeri Jakarta Pusat tidak,” ujarnya.

Dengan demikian, harapan menjadi

pengadilan percontohan nantinya benar-benar

terealisasi.

(Sumber:

Kompas,

31 Januari 2008, dengan

pengubahan seperlunya)

Kerjakanlah perintah soal berikut dengan saksama di buku

tugasmu!

1.

Apakah tema pokok yang disampaikan dalam laporan di atas?

2.

Tuliskanlah pokok-pokok penting dalam laporan di atas!

3.

Bagaimanakah kelengkapan isi laporan tersebut?

4.

Tunjukkan kelebihan dan kekurangan isi laporan di atas dengan

menyertakan data!

5.

Bandingkan hasil analisismu mengenai laporan tersebut

dengan hasil analisis temanmu!

TAGIHAN

Kerjakan tugas berikut!

1.

Carilah teks bacaan yang berbentuk laporan di majalah atau

surat kabar! Janganlah kamu baca teks laporan tersebut!

2.

Mintalah kepada salah seorang teman atau saudaramu untuk

membacakan teks laporan tersebut!

3.

Tulislah pokok-pokok penting dalam laporan tersebut!

4.

Tulislah isi laporan tersebut!

5.

Tunjukkan kelebihan dan kekurangan isi laporan tersebut

dengan menyertakan data!

6.

Bandingkan hasil analisismu mengenai laporan tersebut

dengan hasil analisis temanmu!

7.

Kumpulkan hasil analisismu kepada bapak/ibu guru!

Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMP Jilid 2

10

B. Berwawancara dengan Narasumber

Wawancara merupakan salah satu cara untuk mendapatkan

informasi mengenai suatu hal. Wawancara memiliki unsur-unsur

yang harus terpenuhi. Jika salah satu unsur tersebut tidak ada,

maka wawancara tersebut tidak dapat dilakukan. Adapun unsur-

unsur tersebut sebagai berikut.

1.

Pewawancara atau orang yang mencari informasi yang

berkedudukan sebagai penanya.

2.

Narasumber atau informan atau orang yang diwawancarai.

Dalam hal ini, narasumber atau informan berkedudukan

sebagai penjawab pertanyaan atau pemberi informasi.

Narasumber yang diwawancarai biasanya merupakan

seseorang yang memiliki keterkaitan dengan perihal informasi

yang diperlukan. Dalam hal ini, narasumber dapat berupa

tokoh, ahli, atau orang biasa.

3.

Tema atau perihal yang diwawancarakan. Tema sangat

berperan dalam kegiatan wawancara. Dalam hal ini, tema

menjadi pokok sekaligus pembatasan hal-hal yang dibicarakan.

4.

Waktu atau kesempatan dan tempat.

Beberapa hal yang perlu dipersiapkan sebelum berwawancara

dengan narasumber adalah berikut.

1.

Penguasaan materi, berkenaan dengan tema dan poin-poin

permasalahan penting yang akan ditanyakan.

2.

Mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan berkenaan dengan

informasi yang diperlukan.

3.

Mempersiapkan diri secara mental untuk mengantisipasi hal-

hal yang tidak diinginkan, misal: grogi atau

nervous

.

4.

Mempersiapkan peralatan yang diperlukan untuk berwawan-

cara, misal: alat rekam atau alat tulis.

Adapun sebagai pewawancara, kalian harus memahami etika

berwawancara. Etika berwawancara di antaranya berikut.

1.

Mengucapkan salam, memperkenalkan diri, dan berterima kasih

atas kesempatan yang diberikan.

2.

Menggunakan bahasa yang santun.

3.

Menyampaikan pertanyaan secara sistematis dan urut.

4.

Fokus pada materi wawancara.

5. Tidak menyudutkan narasumber dan tidak membuat

tersinggung.

6.

Tidak memancing pertanyaan yang menjurus pada fitnah atau

mengadu domba.

7.

Bersikap objektif dan simpatik.

Sumber:

Kartini

, 2007

Tujuan Pembelajaran

Tujuan belajar kalian

adalah dapat melaku-

kan wawancara

dengan narasumber

dari berbagai kalang-

an dengan memerhati-

kan etika dan

kesantunan dalam

berwawancara.

Ingin Tahu?

Etika atau santun

berwawancara.

1. Memastikan kesedia-

an narasumber untuk

diwawancarai.

2. Mengawali berwa-

wancara dengan

salam.

3. Menggunakan bahasa

yang santun.

4. Menghindari

pertanyaan yang

menyinggung.

5. Menyimpulkan isi

informasi.

6. Meminta izin apabila

hendak memotret.

Pelajaran 1 Peristiwa

11

Dengan berbekal hal semacam ini, kalian akan lebih mudah

untuk dapat menanyakan kepada masing-masing pihak

(narasumber). Kebanyakan dari kalian kebingungan harus

menanyakan apa kepada narasumber yang berbeda. Hal ini akan

dapat teratasi jika kalian telah mempersiapkan tema dan poin-poin

permasalahan penting yang akan ditanyakan kepada masing-masing

narasumber sebelumnya.

Perhatikanlah contoh petikan wawancara dengan narasumber

Prof. Dr. Mohammad Maksum, Guru Besar Pertanian UGM!

Hal yang Penting, Kelola Kelebihan Air

Saat ini banjir melanda beberapa daerah

penghasil tanaman produksi padi di Indone-

sia. Bagaimana analisis dan pengamatan PSKP

UGM soal ketahanan pangan nasional?

Memang musim hujan kali ini sangat

serius. Intensitasnya sangat tinggi. Namun,

kondisi seperti ini sudah menjadi langganan.

Setiap bulan Januari intensitas hujan selalu

meningkat, kecuali tahun lalu. Setiap bulan

Desember dan Januari adalah puncak musim

hujan. Akan tetapi, untuk urusan ketahanan

pangan, menurut saya lebih menyedihkan

tahun lalu yang sampai masa seperti ini

belum juga turun hujan. Ini tidak kalah

menyedihkan, karena petani tidak dapat

melakukan masa tanam karena kekurangan air.

Menurut Anda, kondisi saat ini masih

berada dalam taraf wajar?

Banjir ini tentu menimbulkan gangguan

bagi lahan pertanian dan tanaman padi.

Untuk saat ini, persoalan yang ada akibat

banjir adalah terjadinya kegagalan masa

tanam. Tanaman padi yang baru saja ditanam

rusak dan busuk, karena banjir mengakibatkan

tanaman terendam air. Tahun lalu masa

tanam mundur karena kekurangan air. Nah,

tahun ini gagal tanam karena terjadi banjir.

Kejadiannya seperti terus berulang.

Solusinya seperti apa?

Hal yang dapat dilakukan ke depan

adalah tanam ulang atau

replanting

. Begitu

banjir selesai, perlu segera dilakukan tanam

ulang. Namun, semua itu perlu adanya

kapitalisasi dan perhatian penuh dari

pemerintah dalam bentuk sarana produksi

seperti pupuk dan benih.

Kita harus belajar dari tahun lalu.

Keperluan pupuk dan benih ke depan akan

sangat besar. Apalagi di daerah yang menjadi

korban banjir. Untuk itu, perlu perencanaan

dan pengawalan yang ketat dari pemerintah.

Ini

emergency

. Apabila terlambat, urusannya

sangat panjang karena terkait dengan

ketahanan nasional.

Artinya?

Saya optimistis tahun ini tidak akan

terjadi kekurangan pangan. Syaratnya,

kebijakan pemerintah yang baik yang

mengawal soal ketahanan pangan ini.

Dengan kondisi seperti itu, usulan

seorang pengamat agar kita mengimpor beras

tidak tepat. Artinya, kita tidak perlu impor?

Menurut saya, tidak perlu impor beras

karena cadangan pangan masih mencukupi.

Hal yang perlu dilakukan paling subdisi

silang. Bagi daerah yang baru terkena bencana

banjir, maka disuplai dulu daerah yang tidak

terkena. Nah, begitu bencana berlalu, daerah

ini dapat melakukan subsidi pada daerah yang

sebelumnya memberikan subsidi. Ini tugas

Bulog. Tugas mereka adalah seperti itu.

Apabila memang tidak dapat mengatur

ketahanan pangan nasional, ya bubarkan saja.

Prediksi Anda kondisi ini akan

berlangsung sampai kapan?

Apabila jelas,

nggak

akan ada konferensi

iklim di Bali yang membahas soal perubahan

iklim. Saat ini sedang terjadi perubahan iklim

hampir di seluruh kawasan di dunia. Jadi

sangat sulit diprediksi. Iklim sedang

membentuk pola baru dan sangat sulit

diprediksi. Namun, saya lihat curah hujan

Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMP Jilid 2

12

sudah mulai menurun. Tidak seperti beberapa

waktu lalu.

Di beberapa daerah lahan pertanian

menjadi rusak karena tergenang air. Padahal,

untuk memulihkan kondisi lahan perlu waktu

tidak sebentar?

Kalau urusan tanaman padi, lahan

terendam dan rusak kita tidak perlu risau. Itu

sudah menjadi langganan persoalan petani

sehari-hari. Kawasan sawah mempunyai

timbunan sedimen yang masih tinggi. Jadi,

saat banjir hilang, nanti petani akan dapat

mengembalikan kesuburan tanah.

Nah, yang menjadi perhatian saat ini

adalah adanya kelebihan air di waduk akibat

tingginya intensitas hujan. Saya harapkan

setelah selesai musim ini, waduk akan terisi

penuh sehingga masuk musim tanam suplai

air akan tercukupi. Tinggal bagaimana kita

mengelola kelebihan air menjadi sumber air

yang dapat mencukupi keperluan irigasi dalam

jangka panjang. Apabila tidak, ya akan habis

dan muncullah persoalan baru.

Apakah perlu ada penambahan atau

peningkatan bantuan sarana produksi

pertanian bagi petani?

Harus dong. Tahun ini pemerintah harus

menambah kuantitas bantuan karena ini tidak

dianggarkan. Penambahan subsidi ini dalam

rangka rehabilitasi. Bukan seperti sebelum-

nya, pupuk disubsidi agar dapat dibeli oleh

masyarakat. Untuk kali ini, subsidi ditambah

untuk mengatasi bencana.

Saya juga berharap pemerintah

mengawali distribusi pupuk, benih, dan obat-

obatan pertanian. Sebab, jangan sampai

seperti yang sudah terjadi diberitakan, pupuk

langka di pasaran tapi ternyata diimpor.

Ini yang harus dibenahi terlebih dahulu.

Masak yang baru

ketangkap

hanya 10 persen.

Bagaimana kinerja aparat hukum? Nah, agar

petani diuntungkan, pihak-pihak yang selama

ini memanfaatkan celah untuk kepentingan

pribadi harus segera diberantas dan diberikan

hukuman yang setimpal. Kasihan petani.

Apakah ini disengaja?

Jelas. Memang ada pihak yang sengaja

mengambil keuntungan dari situasi ini. Ketika

dicari pangkal persoalan, semua menghindar

dan tidak mau bertanggung jawab. Pabrik

pupuk

bilang

keperluan di daerah sudah

tercukupi, tapi ternyata pupuk langka. Saat

pemerintah dikejar,

Iho

usulannya kan sudah

baik.

Nggak

akan pernah selesai, karena

memang sengaja dibuat seperti itu.

Contoh seperti bantuan benih.

Walaupun sudah ada surat keputusan bersama

(SKB) tiga menteri, tetapi pemerintah daerah

tidak berani melaksanakan dengan berbagai

alasan. Nah, salah satu yang dapat dilakukan

adalah dengan lelang. Ketika lelang

dilaksanakan, maka yang bermain adalah para

kontraktor. Padahal, mereka ini tidak pernah

melihat pohon nasi atau soal pertanian.

Akibatnya, benih yang ada di pasaran palsu

semua atau benih unggul sulapan.

Persoalan pertanian bukan hanya benih,

pupuk, atau obat. Bahkan, sudah sampai jadi

beras masih ada persoalan. Seperti beras untuk

rakyat miskin (raskin) masih saja terjadi

persoalan.

Untuk raskin persoalannya seperti apa?

Apabila Anda lihat di lapangan, warga

miskin kita bukan diberi raskin, tapi rasmuk.

Rasmuk yakni beras penguk atau beras remuk.

Ini masih lumayan beberapa warga justru

mendapat remukan beras. Ini kan sangat

ironis. Jatah beras untuk rakyat miskin juga

diselewengkan.

Seperti apa modus operandinya ?

Sederhana saja. Kenyataan yang terjadi,

di masyarakat rakyat miskin diberi bantuan

beras dengan kualitas misal Rp3 ribu. Entah

itu berasal dari impor atau produksi yang

gagal. Padahal, untuk raskin ini, mereka se-

harusnya mendapat jatah beras dengan

kualitas Rp5.500,00 dengan hanya membayar

Rp1.000,00, karena pemerintah memberikan

subsidi. Nah, ada pihak-pihak yang

memanfaatkan kesempatan ini untuk

kepentingan pribadi. Jika modus kejahatan

pertanian ini tidak diselesaikan terlebih

dahulu, saya pesimistis kesejahteraan petani

dapat meningkat.

(Sumber:

Jawa Pos,

13 Januari 2008, dengan

pengubahan)

Pelajaran 1 Peristiwa

13

Berdasarkan petikan wawancara di atas, kalian dapat melihat

dan menganalisis berbagai pertanyaan yang ditujukan kepada

narasumber. Berdasarkan tema yang dibicarakan, pertanyaan yang

disampaikan tidak menyimpang dari tema serta kompetensi

narasumber. Pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan dapat

menghasilkan informasi yang lengkap dan detail, tetapi tidak

berkesan menginterogasi serta masih dalam kerangka yang santun.

Ketika kalian menjadi pewawancara dengan tema tersebut,

kalian dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan selain pertanyaan-

pertanyaan di atas, seperti berikut.

1.

Bagaimanakah upaya-upaya yang dilakukan untuk mengelola

kelebihan air?

2.

Sudahkah pemerintah melakukan pengelolaan kelebihan air

ini?

Beberapa pokok informasi yang termuat dalam petikan

wawancara di atas dapat kalian simpulkan sebagai berikut.

1.

Petani mengalami gagal tanam karena terjadi banjir.

2.

Perlu diadakan tanam ulang atau

replanting

.

3.

Perlu adanya perhatian penuh dari pemerintah dalam bentuk

sarana produksi seperti pupuk dan benih.

4.

Indonesia tidak perlu impor beras karena cadangan pangan

masih mencukupi.

5.

Kelebihan air dikelola agar menjadi sumber air yang dapat

mencukupi keperluan irigasi dalam jangka panjang.

6.

Pemerintah harus menambah kuantitas bantuan.

7.

Banyak pihak yang mementingkan kepentingan pribadi.

8.

Kesejahteraan petani tidak dapat meningkat apabila modus

kejahatan pertanian tidak diselesaikan.

Hasil wawancara dapat kalian sampaikan secara lisan maupun

tertulis. Dalam penyampaian ini diperlukan penggunaan bahasa

yang komunikatif dan mudah dipahami.

Kalian dapat menyampaikan hasil wawancara di atas secara

tertulis seperti contoh berikut.

Banjir yang melanda beberapa daerah

penghasil tanaman produksi padi di Indone-

sia masih berada dalam taraf wajar. Gagal

tanam karena banjir dapat diatasi dengan

tanam ulang atau

replanting

. Hal ini perlu

adanya kapitalisasi dan perhatian penuh dari

pemerintah dalam bentuk sarana produksi.

Apabila kebijakan pemerintah dalam

mengawal ketahanan pangan baik, maka tidak

akan terjadi kekurangan pangan. Indonesia

juga tidak perlu mengimpor beras karena

cadangan pangan masih mencukupi.

Kelebihan air akan teratasi apabila

pemerintah dapat mengelolanya menjadi

sumber air yang dapat mencukupi keperluan

irigasi dalam jangka panjang. Dengan

demikian, pemerintah harus menambah

kuantitas bantuan dan mengawali distribusi

Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMP Jilid 2

14

pupuk, benih, dan obat-obatan. Pemerintah

juga harus menangkap pihak-pihak yang

mementingkan kepentingan pribadi dari

masalah ini. Apabila modus kejahatan

pertanian dapat diselesaikan, maka

kesejahteraan petani dapat meningkat.

Uji Kemampuan 2

Kerjakanlah perintah soal berikut di buku tugasmu.

1.

Tentukanlah sebuah peristiwa yang aktual di lingkunganmu

sebagai tema untuk sebuah wawancara!

2.

Tentukanlah narasumber yang kamu anggap paling berkompe-

ten untuk dapat memberikan informasi berkenaan dengan tema

yang kamu tentukan!

3.

Susunlah sebuah kerangka wawancara dengan menyiapkan

materi yang berupa pertanyaan-pertanyaan!

4.

Persiapkan sarana dan prasarana wawancara termasuk refe-

rensimu terhadap materi yang akan kamu wawancarakan!

5.

Lakukan proses wawancara tersebut dengan mengajak salah

seorang temanmu!

6.

Tulislah hasil wawancara yang kamu lakukan!

7.

Mintalah evaluasi dan penilaian dari teman yang kamu ajak

berkenaan dengan wawancara yang kamu lakukan!

Bingkai Bahasa

Pada teks wawancara terdapat kalimat

Nah, agar petani diuntungkan

pihak-pihak

....

Kata

pihak-pihak

termasuk reduplikasi atau kata ulang. Menurut Verhaar

dalam Asas-Asas Linguistik Umum, reduplikasi (perulangan kata atau

unsur kata) adalah proses morfemis yang mengulangi bentuk dasar tersebut.

Dapat dibedakan: reduplikasi “penuh” seperti

meja-meja

dan reduplikasi

“parsial” seperti

lelaki, pepatah

. (1996: 152). Perhatikan pengklasifikasian

jenis kata ulang berikut!

Jenis kata ulang berdasarkan kelas katanya.

Kata benda (nomina)

piring-piring, anak-anak, baju-baju

Kata sifat (adjektiva)

takut-takut, hitam-hitam, berani-berani

Kata kerja (verba)

makan-makan, duduk-duduk, cubit-mencubit

Kata bilangan (numeralia)

satu-satu, dua-dua, tiga-tiga

Jenis Kata Ulang

Contoh

utuh

minum-minum, buku-buku, lari-lari

sebagian

pepatah, lelaki, dedaun, sesaji

berimbuhan

bermain-main, pukul-pukulan, berteriak-teriak

Jenis Kata Ulang

Contoh

Pelajaran 1 Peristiwa

15

C. Mengidentifikasi Unsur Intrinsik Teks

Drama

Setiap karya sastra dengan bentuk penyajian apa pun pasti

memiliki unsur yang membangun di dalamnya. Seperti yang pernah

kalian pelajari di sekolah dasar atau di kelas tujuh, sebuah karya

sastra dibangun atas dua unsur, yaitu unsur ekstrinsik dan unsur

intrinsik. Secara garis besar, unsur ekstrinsik merupakan unsur

dari luar karya sastra, sedangkan unsur intrinsik merupakan unsur

dari dalam karya sastra itu sendiri. Unsur intrinsik merupakan

bagian penting dalam sebuah karya sastra.

Drama merupakan bagian dari karya sastra. Sebagaimana

karya sastra yang lain (prosa dan puisi), teks drama sebagai bentuk

karya sastra juga memiliki unsur-unsur pembangunnya. Unsur

tersebut yaitu unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur intrinsik dalam

drama dapat dilihat berdasarkan dialog antartokohnya.

Unsur-unsur intrinsik yang terdapat dalam naskah drama

antara lain tema, amanat, alur, perwatakan, dan latar atau setting.

Adapun penjabaran dari unsur-unsur tersebut adalah berikut.

Tema

merupakan gagasan pokok yang mendasari

terbentuknya cerita secara umum, yang dapat terbangun dari

subtema-subtema.

Amanat

merupakan pesan atau pelajaran yang

dapat diambil dari cerita.

Alur

adalah rangkaian cerita yang

merupakan jalinan konflik antartokoh yang berlawanan. Alur drama

biasanya terdiri atas perkenalan, pertikaian, klimaks, peleraian, dan

penyelesaian.

Penokohan

mengungkapkan perwatakan dalam

drama yang digambarkan menurut keadaan fisik, psikis, dan

sosiologis. Watak fisik meliputi jenis kelamin, ciri-ciri tubuh, umur,

dan sebagainya. Keadaan psikis meliputi kegemaran, mentalitas,

temperamen, keadaan emosi, dan sebagainya. Watak sosiologis

meliputi jabatan, pekerjaan, kelompok sosial, dan sebagainya.

Dia-

log

merupakan percakapan yang dilakukan para pelaku drama.

Adapun

latar

yaitu gambaran mengenai tempat, waktu, dan

keadaan jalannya cerita. Latar sangat berhubungan dengan tata

pentas, tata rias, dan perlengkapan lainnya.

Hal yang harus selalu kalian ingat adalah unsur teks drama

berbeda dengan unsur pementasan drama. Dalam hal ini, unsur

teks drama hanya mencakup dalam sebuah teks. Adapun unsur

pementasan drama sudah meliputi banyak hal, seperti keaktoran,

tata panggung, tata rias, tata lampu, dan ilustrasi.

Tujuan Pembelajaran

Tujuan belajar kalian

adalah dapat

mengidentifikasi dan

menjelaskan unsur

intrinsik dari sebuah

teks drama.

Sumber:

Dok. Penerbit

Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMP Jilid 2

16

Perhatikanlah kutipan drama “Sayang Ada Orang Lain” berikut!

Sayang Ada Orang Lain

Karya: Utuy Tatang Sontani

DI RUMAH SUMINTO YANG SEMPIT

DAN SEDERHANA. SUASANA SEPI. TIBA-

TIBA DATANG SEORANG LAKI-LAKI

MENCARI SUMINTO.

Hamid :

Minto ... Minto! Kau masih tidur

di siang hari begini?

(SUMINI ISTRI SUMINTO

MUNCUL DENGAN PAKAIAN

YANG BAGUS)

Suminto ada?

Sumini : Ada. Mas ... Mas ... ini ada Pak

Hamid!

(MINTO MUNCUL DENGAN

KAUS OBLONG DAN SARUNG)

Hamid :

Lho aneh ...! Istrinya perlente,

suaminya kaya gembel.

Suminto :

Dia mau pergi, ada urusan.

Hamid :

Dan kau, tunggu di rumah? Mengapa

tidak berduaan saja sambil rekreasi.

Ini kan hari Minggu?

Suminto :

Hari Minggu malah lebih

memusingkan. Uang tak ada, malas

mau pergi. Diam di rumah, banyak

yang nagih utang.

Hamid :

Engkau selalu pesimis, Minto.

Untung istrimu tidak.

Sumini :

Perempuan jangan disamakan

dengan laki-laki, Pak Hamid.

Silakan duduk Pak Hamid, saya

mau pergi dulu, ada urusan.

(MENDEKATI MINTO LALU

MENCIUM TANGAN

BERPAMITAN)

Saya pergi dulu, Mas!

(MINI PERGI KELUAR)

Hamid :

Minto, beruntung sekali kamu

memiliki istri seperti dia. Tapi

anehnya, engkau selalu kelihatan

lesu.

Suminto : Bagaimana tidak lesu, gaji pegawai

rendah seperti saya ini sangat tidak

seimbang dengan harga-harga di

pasar. Gaji yang saya terima

sekarang cuma bisa untuk hidup

sepuluh hari saja, yang dua puluh

hari mesti harus ditutup dengan

utang, kalau perlu menjual barang

yang layak dijual. Kian lama utang

itu bukan kian sedikit, Pak Hamid,

tapi makin menggunung. Aku

bekerja bukan hanya untuk aku dan

istriku, atau biaya sekolah seorang

anakku. Tapi, semata-mata untuk

mereka yang mengutangkan kepada

istriku.

Hamid :

Aku sudah beberapa kali

menganjurkan supaya berubah cara

berpikirmu. Kamu harus melihat

realitas, berpikir yang dialektik.

Mestinya kau tidak perlu pesimis

dengan gajimu yang tidak cukup.

Dengan gaji yang tidak cukup itu,

kamu harus bisa menggunakan

kesempatan dalam segala cara, agar

rumah tanggamu menjadi kuat.

Suminto :

Lantas, apa aku harus korupsi untuk

menutup kekurangan? Aku tidak

bisa berbuat senista itu, Pak Hamid.

Hamid :

Siapa yang menganjurkan kamu

untuk korupsi? Aku tidak bilang

begitu. Aku cuma menyarankan agar

kamu berpikir dialektis, agar kamu

dapat mengubah keadaan menjadi

lebih baik. Tapi ... sudahlah,

Minto, aku ke sini sebenarnya hanya

mau pinjam raket badmintonmu.

Suminto :

Sudah tidak ada.

Hamid :

Ke mana?

Suminto :

Sudah kujual untuk menutup

kekurangan.

Pelajaran 1 Peristiwa

17

Berdasarkan petikan naskah drama “Sayang Ada Orang

Lain”, kalian dapat mengidentifikasikan unsur intrinsik yang ada,

sebagaimana contoh berikut.

1.

Tema

Secara umum petikan drama di atas mengandung

tema kondisi ekonomi yang kekurangan. Hal tersebut

dapat dilihat dari petikan dialog tokoh Suminto;

Bagaimana

tidak lesu, gaji pegawai rendah seperti saya ini sangat

tidak seimbang dengan harga-harga di pasar. Gaji

yang saya terima sekarang cuma bisa untuk hidup

sepuluh hari saja, yang dua puluh hari mesti harus

ditutup dengan utang, meminjam, kalau perlu menjual

barang yang layak dijual ...

(dan seterusnya).

2.

Amanat atau pesan

Amanat atau pelajaran yang dapat diambil dari

petikan naskah drama di atas di antaranya, yaitu seseorang

harus bijaksana dalam menyikapi tuntutan kehidupan

berkenaan dengan keadaan ekonomi yang kekurangan.

Amanat atau pesan tersebut dapat disimpulkan dari dia-

log tokoh, antara lain:

Aku sudah beberapa kali

menganjurkan supaya berubah cara berpikirmu.

Kamu harus melihat realitas, berpikir yang dialektik.

Mestinya kau tidak perlu pesimis dengan gajimu yang

tidak cukup, tapi dengan gaji yang tidak cukup itu

kamu harus bisa menggunakan kesempatan dalam

segala cara, agar rumah tanggamu menjadi kuat.

3.

Alur

Jalinan cerita yang tampak pada petikan naskah

drama di atas tersusun secara maju. Artinya isi cerita

disampaikan dengan kronologi cerita dari waktu yang

lampau menuju waktu ke depan.

4.

Penokohan

Dalam petikan naskah tersebut terdapat beberapa

tokoh dengan berbagai karakter penokohannya, yang

mencerminkan letak posisi tokoh dalam cerita. Salah satu

contoh karakter tokoh dari petikan di atas adalah sifat

kejujuran yang dimiliki oleh tokoh Suminto. Karakter

tersebut dapat dilihat melalui dialog;

Lantas, apa aku

harus korupsi untuk menutup kekurangan? Aku tidak

bisa berbuat senista itu, Pak Hamid.

Sumber:

Dok. Penerbit

Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMP Jilid 2

18

5.

Latar atau setting

Latar tempat dari cerita dalam petikan naskah di

atas yaitu rumah Suminto. Adapun latar waktu dan suasana

dalam cerita adalah pada waktu pagi hari yang sepi di

hari Minggu. Hal tersebut dapat dilihat dalam petunjuk

lakuan maupun dialog tokoh yang terdapat dalam teks

naskah, di antaranya;

Di rumah Suminto yang sempit

dan sederhana. Suasana sepi ...

dan dialog:

... Ini kan

hari Minggu?

(dan seterusnya).

Uji Kemampuan 3

Perhatikanlah petikan teks naskah drama berikut!

....

DI BANGKU-BANGKU PLAZA MONU-

MEN, JULINI BANGUN TIDUR,

ROIMA MASIH NGOROK

JULINI :

Sudah siang. Kang, bangun. Kita

pergi sekarang sebelum diusir

satpam. Kang. (MENCUBIT

ROIMA)

ROIMA :

Aduh. Apa sih?

JULINI :

Sudah siang. Mau ngorok sampai

jam berapa? Memangnya ini hotel?

(BERKEMAS-KEMAS)

ROIMA :

Sudah siang? Masa?

JULINI :

Idiih, dibilangi. Ke mana?

ROIMA :

Kencing dulu. (KE MONUMEN,

KENCING DI SITU)

JULINI : Kok

di situ?

ROIMA : Di

mana lagi?

JULINI : Sudah

! Kita pergi!

ROIMA :

Tunggu. Kalau tidak salah, gubuk

kita dulu ada di sini. Di situ ada

kali, jembatan, dan di sana gubuk

Tarsih. Gubuk Djumini dan Turkana

di mana ya?

JULINI : Di

sini, kali. (SAMBIL MEMULAS

BIBIRNYA DENGAN LIPSTICK)

ROIMA : Ditinggal pergi lima tahun, bisa

jadi begini. Luar biasa. Ke mana

mereka semua sekarang?

JULINI : Sudah

pada mati, kali.

ROIMA :

Sembarangan.

JULINI : Ya,

orang tidak tahu ditanya. Saya

sudah tidak inget lagi.

ROIMA :

Terang, yang diinget cuma Tibal.

JULINI : Idiih, cemburu. Tibal sudah lewat.

Yang ada sekarang cuma abang.

Only

abang,

forever

.

(DUA SATPAM MUNCUL DI KEJAUHAN

LANGSUNG MEMBUNYIKAN PELUITNYA)

JULINI : Tuh,

tuh, apa kata Julini. Satpam.

Sudah dibilangi supaya pergi dari

tadi, malah mogok. Ayo.

(MEREKA PERGI BERLARI. ANEHNYA

PELUIT MALAH MAKIN BANYAK. MAKIN

BANYAK DAN MAKIN BANYAK).

(Sumber:

N. Riantiarno, Opera Kecoa

, 1986)

Pelajaran 1 Peristiwa

19

Kerjakanlah soal-soal berikut dengan cermat dan benar di

buku tugasmu!

1.

Tentukan unsur-unsur intrinsik teks drama di atas!

2.

Analisislah unsur-unsur intrinsik teks drama di atas dengan

menunjukkan alasan dan data yang tepat!

3.

Tentukan sebuah makna dengan cara mengaitkan beberapa

unsur intrinsik teks drama di atas!

Kerjakan tugas berikut! Tulislah penjelasanmu di buku

tugas!

1.

Carilah sebuah naskah drama yang utuh dan lengkap,

kemudian bacalah naskah tersebut sehingga kamu memahami

isinya!

2.

Tentukanlah unsur-unsur intrinsik yang terdapat dalam naskah

tersebut!

3.

Analisislah unsur-unsur intrinsik teks drama di atas dengan

menunjukkan data dan alasan yang tepat!

4.

Tentukan sebuah makna dengan cara mengaitkan beberapa

unsur instrik naskah drama tersebut!

5.

Apresiasikan hasil kerjamu bersama teman-teman dan

gurumu!

TAGIHAN

D. Menulis Laporan

Penulisan sebuah laporan dapat menggunakan model atau

bentuk penulisan naratif (cerita), deskriptif (penggambaran), dan

ekspositif (penguraian). Laporan dapat disampaikan dalam bentuk

tertulis maupun secara lisan (dibacakan).

Apakah kalian pernah menulis laporan suatu peristiwa?

Apakah pembaca memahami apa yang kalian tulis? Menulis laporan

berarti menyampaikan suatu keterangan mengenai peristiwa atau

hal kepada pihak lain. Dalam memberikan keterangan kepada

pembaca, maka dalam penulisan laporan perlu memerhatikan

mengenai hal berikut.

1.

Mengungkapkan keterangan secara lengkap.

2.

Objektif, apa adanya.

3.

Tidak memasukkan unsur pendapat pribadi.

4.

Menggunakan bahasa komunikatif, lugas, dan santun.

5.

Disajikan secara sistematis berdasarkan urutan peristiwa.

Sumber:

Dok. Penerbit

Tujuan Pembelajaran

Tujuan belajar kalian

adalah menyusun

kerangka laporan

berdasarkan urutan

ruang, waktu, atau

tema serta mengem-

bangkan kerangka

laporan dengan baha-

sa yang komunikatif.

Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMP Jilid 2

20

Perhatikan salah satu contoh laporan berikut!

Laporan Penelitian Siswi SMA Negeri 1 Amlapura Bali

Musik Genggong Makin Jauh

Musik genggong di daerah Karangasem,

khususnya di Desa Budakeling, Kecamatan

Bebandem, Bali, telah berkembang ratusan

tahun lalu. Musik ini mempunyai kualitas

seni yang tinggi, bersifat sakral, dan dapat

memberi kesejukan bagi pendengarnya.

Sayangnya, dalam pengamatan Ida Nyoman

Basmantra, jenis musik ini hampir mengalami

kepunahan.

Kondisi itu mendorong siswa Sekolah

Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Amlapura,

Bali tersebut, untuk melakukan penelitian.

Melalui penelitian itu, dia ingin mengetahui

asal usul timbulnya musik genggong dan

mengapa tampak mulai punah? Nyoman juga

ingin mengetahui adakah usaha masyarakat

Budakeling maupun pemerintah untuk

melestarikannya? Hasil penelitian Nyoman

ini termasuk salah satu finalis Lomba

Penelitian Ilmiah Remaja (LPIR) 2004 yang

diselenggarakan oleh Departemen Pendidikan

Nasional.

Dalam melakukan penelitian, Nyoman

terjun langsung mengamati objek yang diteliti

di Desa Budakeling dan Desa Jungsri.

Nyoman juga mewawancarai sejumlah tokoh

masyarakat setempat. Selain itu, ia pun

mengumpulkan sejumlah bahan-bahan

tertulis yang berkaitan dengan objek yang

diteliti.

Berdasarkan penelusuran tersebut,

Nyoman mengetahui bahwa genggong adalah

seni musik perpaduan antara getaran dawai

yang berasal dari pelepah pohon enau dan

reng dari mulut pemainnya. Perpaduan

tersebut menghasilkan bunyi atau nada yang

dikehendaki. Alat musik ini diilhami oleh

bunyi kodok sawah yang disebut enggung.

Musik genggong merupakan salah satu

alat musik yang sangat populer zaman dulu.

Musik ini sangat diminati dan disenangi

banyak orang. Alat musik ini sudah ada dari

dulu dan tidak jelas asal usul maupun seja-

rahnya. Munculnya musik ini diperkirakan

bersamaan dengan seni tari gambuh yang juga

tidak diketahui asal usulnya.

Genggong terkenal di kalangan

masyarakat Bali, khususnya di Karangasem.

Genggong berkembang ke Budakeling karena

zaman dulu seniman genggong terkenal dari

daerah ini. Keberanian mementaskan musik

ini ke berbagai desa ditambah kepiawaian

memainkannya menjadikan Budakeling

terkenal dengan genggongnya.

Ketenaran seniman genggong Budakeling

menyebabkan banyak kalangan masyarakat

sekitar ingin mempelajari. Namun, pada

tahun 1963, terjadi bencana alam besar di

Karangasem, yaitu meletusnya Gunung

Agung. Peristiwa itu membuat seniman musik

genggong tidak lagi memikirkan musik ini.

Bagi mereka, yang penting menyelamatkan

diri dari muntahan lahar Gunung Agung.

“Inilah yang menyebabkan banyak seniman

genggong tidak serius lagi menggeluti

kesenian ini,” tutur Ida Nyoman Basmantra.

Kini, seniman musik genggong Budakeling

tinggal seorang, namanya Ida Wayan Padang,

86 tahun.

Menurut cerita, sejak zaman dulu musik

ini sangat erat kaitannya dengan kegiatan

sosial kemasyarakatan. Selain untuk

bersenang-senang atau mengisi waktu luang,

kesenian ini juga sering dipentaskan dan

mendapat undangan dari masyarakat yang

mengadakan upacara. Dahulu, grup musik

genggong Budakeling sering mengiringi

kesenian tari tradisional gambuh sebagai

pelengkap.

Musik genggong berbeda dengan musik

lain. Musik lain biasanya ruang resonansinya

dipadukan dengan benda lain agar dapat

menimbulkan bunyi. Pada musik genggong

tidak, karena pelawah atau ruang resonansinya

haruslah menggunakan mulut pemain. Untuk

memperoleh bunyi, hanya memerlukan

pengatur suara dari napas. Suara atau bunyi

yang dihasilkan pun sangat menarik karena

Pelajaran 1 Peristiwa

21

menyerupai suara sejenis katak sawah atau

enggung.

Satu-satunya grup musik genggong yang

masih lestari di Kecamatan Karangasem ada

di Dusun Jungsri, Kecamatan Bebandem.

Grup musik genggong ini dapat bertahan

karena adanya kesenian Drama Tari Gambuh

dan Aci di Pura Saren Kangin. Kedua kesenian

tersebut harus memerlukan musik gambuh

sebagai pengiring tari maupun pelengkap

upacara. Hanya anggota grup musik ini

sebagian besar sudah lanjut usia.

Berdasarkan serangkaian penelitian itu,

Nyoman menyimpulkan bahwa sampai saat

ini belum jelas asal usul musik genggong.

Musik genggong tergolong musik yang sulit

dimainkan. Minat dan bakat yang tinggi

merupakan faktor utama untuk dapat

mempelajari dan memainkan alat musik ini.

Kurangnya minat mempelajari musik

genggong menjadi penyebab kepunahannya.

Padahal, musik genggong merupakan salah

satu akar budaya bangsa Indonesia. Karena

itu, dia menyarankan semua pihak yang

terkait dengan pelestarian musik genggong

untuk secepatnya mengambil inisiatif atau

tindakan supaya musik ini tidak mengalami

kepunahan. Untuk itu, katanya, perlu

diadakan pelatihan atau penyuluhan tentang

pentingnya warisan leluhur atau budaya

tradisional Bali seperti genggong.

(Sumber:

www.republika.co.id

, Jumat, 12 November

2004, dengan pengubahan)

Jika sebuah laporan disajikan dalam bentuk karya ilmiah, maka

laporan tersebut harus memenuhi persyaratan karya ilmiah,

misalnya harus menggunakan bahasa yang baku dan bentuk standar

penulisan ilmiah. Struktur penulisan karya ilmiah biasanya meliputi

hal berikut.

1.

Judul

2.

Nama kegiatan

3.

Latar belakang

4.

Tujuan pengamatan

5.

Waktu pelaksanaan

6.

Tempat/lokasi pengamatan

7.

Metode yang digunakan

8.

Hasil

9.

Penutup (kesimpulan dan saran)

Dari unsur-unsur tersebut, tidak menutup kemungkinan

adanya unsur lain, seperti kendala-kendala kegiatan, pendanaan,

dan lain-lain.

Dalam penulisan laporan, unsur-unsur di atas dapat dijadikan

sebagai kerangka laporan sebelum dikembangkan menjadi sebuah

laporan yang utuh, yang dapat kalian tulis seperti berikut.

1.

Judul

2.

Nama Kegiatan

– Penelitian

Ingin Tahu?

Laporan akan lebih baik

disampaikan dalam

bentuk eksposisi secara

induktif, yang memapar-

kan fakta secara objektif.

Fakta berupa rincian

seperti daftar orang,

deretan angka, peta,

statistik, atau grafik,

yang dapat diletakkan

pada lampiran.

Perlu kamu ingat, fakta-

fakta dalam laporan

bersifat benar.

Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMP Jilid 2

22

3.

Latar Belakang

– Musik genggong yang berkembang di daerah Karang-

asem, khususnya di Desa Budakeling, Kecamatan

Bebandem, Bali, hampir mengalami kepunahan.

4.

Tujuan Penelitian

– Mengetahui asal usul timbulnya musik genggong, alasan

tampak mulai punah, dan usaha masyarakat Budakeling

maupun pemerintah untuk melestarikannya.

5.

Tempat/Lokasi Penelitian

– Di Desa Budakeling, Kecamatan Bebandem, Bali.

6.

Metode yang Digunakan

– Wawancara

7.

Hasil

– Perincian

8.

Penutup

Uji Kemampuan 4

Perhatikanlah teks ilustrasi berikut dengan cermat!

Laporan Pengamatan Kegiatan Bazar dan Pasar Murah

Latar Belakang:

Peringatan HUT Republik Indonesia tanggal

17 Agustus merupakan momen yang sangat

berharga bagi semua warga negara Indone-

sia. Kami OSIS SMP Mulia Sentosa sebagai

bagian dari anak didik bangsa turut berperan

serta dalam peringatan tersebut dengan

berbagai kegiatan.

Tujuan:

Mengetahui peran pasar murah dan bazar bagi

masyarakat sekitar.

Kegiatan:

Salah satu kegiatan dari sekian rangkaian

kegiatan peringatan HUT Republik Indone-

sia adalah pengamatan kegiatan Bazar dan

Pasar Murah yang telah selesai dilaksanakan

oleh Panitia Pasar Murah SMP Mulia Sentosa.

Hasil pengamatan:

1. Peserta: Perwakilan dari setiap kelurahan

se-Kecamatan Mulia Sentosa.

2. Waktu Pelaksanaan: 18 Agustus 2007

3. Tempat : Lapangan SMP Mulia Sentosa.

4. Perincian Dana:

Jumlah Pemasukan

: Rp5.000.000,00

Jumlah Pengeluaran

: Rp3.950.000,00

Saldo

: Rp1.050.000,00

5. Seluruh rangkaian acara pada bazar dan

pasar murah tersebut berjalan hampir

tanpa kendala.

6. Ketertarikan dan respons positif dari warga

Kecamatan Mulia Sentosa terhadap acara

tersebut sangat mendukung pelaksanaan

kegiatan ini.

7. Kesiapan panitia pelaksana yang jauh hari

sebelum pelaksanaan telah mempersiap-

kan segala sesuatu dengan matang mampu

mengantisipasi kekurangan yang terjadi

saat pelaksanaan kegiatan.

Pelajaran 1 Peristiwa

23

1.

Menganalisis laporan berarti menelaah

suatu laporan. Hal yang perlu dianalisis

dalam laporan antara lain isi peristiwa,

kronologi waktu, kelengkapan data,

kebahasaan, dan bentuk laporan.

Dalam menganalisis perlu memerhati-

kan keutuhan informasi dan tidak

mencampurkan fakta dengan opini.

Adapun langkah dalam proses meng-

analisis laporan antara lain memahami

isi laporan dan memberikan pendapat.

2.

Wawancara merupakan salah satu

cara untuk mendapatkan informasi

mengenai suatu hal. Beberapa hal

yang perlu disiapkan sebelum

melakukan wawancara adalah

penguasaan materi, mempersiapkan

pertanyaan-pertanyaan, mempersiap-

kan diri secara mental, dan memper-

siapkan peralatan untuk berwawan-

cara. Adapun etika berwawancara

antara lain menggunakan bahasa yang

santun, urut dan sistematis, objektif,

serta fokus pada materi wawancara.

3.

Unsur intrinsik merupakan unsur

pembangun karya sastra dari dalam

karya itu sendiri. Unsur intrinsik teks

drama meliputi tema, amanat, alur,

perwatakan, dan latar. Tema yaitu

gagasan pokok yang mendasari cerita;

amanat yaitu pesan yang terkandung

dalam cerita; alur yaitu rangkaian

cerita; perwatakan berkaitan dengan

sifat-sifat tokoh; serta latar yaitu

gambar mengenai tempat, waktu, dan

keadaan jalannya cerita.

4.

Menulis laporan berarti menyampai-

kan suatu keterangan mengenai

peristiwa atau hal kepada pihak lain

secara tertulis. Hal yang perlu

diperhatikan dalam menulis laporan

antara lain lengkap, objektif, sistematis,

serta menggunakan bahasa yang

komunikatif, lugas, dan santun.

RANGKUMAN

Kerjakan sesuai dengan perintah di buku tugasmu!

1.

Ubahlah kerangka laporan tersebut ke dalam format kerangka

laporan ilmiah yang baik!

2.

Kembangkan kerangka laporan tersebut menjadi sebuah

laporan pengamatan dengan baik!

3. Perhatikan format penyampaian laporan ilmiah serta

penggunaan bahasa yang baku dalam penulisan laporan

tersebut!

TAGIHAN

1.

Lakukanlah sebuah pengamatan bersama kelompokmu!

2.

Tulislah laporan berdasarkan hasil pengamatan kelompokmu

dengan format dan bahasa yang baku di buku tugasmu!

Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMP Jilid 2

24

Evaluasi Pelajaran 1

Kerjakan di buku tugas!

1.

Perhatikanlah teks laporan berikut!

Perhatian Orang Tua Menentukan Prestasi Belajar Siswa

Prestasi belajar siswa yang mendapat

perhatian dari orang tua lebih baik

dibandingkan dengan prestasi siswa yang

kurang mendapat perhatian dari orang tua.

Peranan perhatian orang tua dalam

lingkungan keluarga yang penting adalah

memberikan pengalaman pertama pada masa

anak-anak. Itu karena pengalaman pertama

merupakan faktor penting dalam

perkembangan pribadi dan menjamin

kehidupan emosional anak.

Begitulah simpulan penelitian Tata

Eliestiana Dyah Armunanto, siswi SLTP

Negeri 2 Kota Bima, Nusa Tenggara Barat

(NTB). Tata adalah salah satu finalis Lomba

Penelitian Ilmiah Remaja (LPIR) 2004.

Penelitian dilakukan di sekolah tempatnya

menimba ilmu. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui perhatian orang tua dalam upaya

meningkatkan prestasi belajar siswa di

sekolah tersebut.

Tata mengambil sampel sebanyak 131

orang atau 10 persen dari jumlah siswa SLTP

Negeri 2 Kota Bima sebagai responden untuk

penelitian ini. Jumlah tersebut terdiri atas 39

siswa kelas VII dan masing-masing 46 orang

siswa kelas VIII dan kelas IX. Di samping

dokumentasi, wawancara, dan observasi,

pengumpulan data dilakukan dalam bentuk

kuesioner. Data yang terkumpul kemudian

diolah secara kuantitatif.

Dalam penelitian ini, ada 30 pertanyaan

yang diajukan kepada responden. Soal

penyediaan sarapan pagi sebelum berangkat

ke sekolah, misalnya. Dari pertanyaan ini,

diperoleh informasi sebanyak 70 siswa (53,44

persen) menyatakan disediakan sarapan pagi

sebelum berangkat ke sekolah. Sebanyak 55

responden (41,89 persen) menyatakan kadang-

kadang dan ada 6 responden (4,58 persen)

menyatakan tidak pernah disiapkan sarapan

pagi.

Selain itu, ada 65 responden (49,62

persen) menyatakan orang tua menyiapkan

situasi khusus dengan makan bersama

sebelum anak berangkat ke sekolah. Ada 13

responden (9,92 persen) menyatakan terpisah

dengan orang tua saat sarapan dan 53

responden (40,46 persen) yang menyatakan

tidak menentu.

Sejauh mana orang tua menyiapkan

keperluan sekolah anaknya? Sebanyak 77

responden (58,78 persen) menjawab selalu

diberikan dengan teratur. Sebanyak 42

responden (32,06 persen) menyebut kadang-

kadang dan 12 responden (9,16 persen)

menyatakan tidak teratur. Dari penelitian ini,

juga diperoleh informasi bahwa ada 114

responden (87,22 persen) menyatakan selalu

dianjurkan oleh orang tua untuk mengganti

pakaian sekolah setelah sampai di rumah.

Hanya 6 responden (4,58 persen) menyatakan

kadang-kadang dan 11 responden (8,40

persen) menjawab tidak dianjurkan.

Terhadap penyediaan buku-buku yang

diperlukan saat belajar, ada 65 responden

(49,62 persen) menyatakan tidak disediakan

dan 35 responden (26,72 persen) kadang-

kadang. Hanya 31 responden (22,66 persen)

yang menjawab selalu disediakan. Gambaran

berbeda tercermin dari ketersediaan alat-alat

yang diperlukan ketika belajar. Gambaran

tersebut yaitu 68 responden (51,91 persen)

menyatakan selalu disediakan dan 42

responden (32,06 persen) menjawab kadang-

kadang. Hanya 21 responden (16,03 persen)

mengaku tidak disediakan.

Bagaimana dengan perhatian orang tua

dalam membantu kesulitan belajar anak? Dari

penelitian ini terungkap, ada 61 responden

(46,57 persen) mengaku selalu dibantu, 51

responden (38,3 persen) menyatakan kadang-

kadang, dan 19 responden (14,50 persen)

mengaku kurang mendapat perhatian. Ini

Pelajaran 1 Peristiwa

25

berarti, mayoritas orang tua memerhatikan

dengan membantu kesulitan belajar anaknya.

Berdasarkan serangkaian penelitian itu,

Tata Eliestiana Dyah Armunanto

menyimpulkan bahwa peranan orang tua

dalam lingkungan keluarga yang terpenting

adalah memberikan pengalaman pertama

pada masa anak-anak. Hal ini dikarenakan

pengalaman pertama merupakan faktor

penting dalam perkembangan pribadi anak.

Disimpulkan pula bahwa siswa yang

mendapat perhatian baik dari orang tuanya

mendapat prestasi belajar lebih baik

dibanding siswa yang kurang mendapat

perhatian dari orang tua. “Orang tua yang

memberikan perhatian besar terhadap proses

belajar putra-putrinya akan mendapat prestasi

belajar yang tinggi bagi anak,” tuturnya.

Tata menyarankan, perlu ada pembinaan

dan perhatian orang tua. Itu karena perhatian

orang tua mempunyai pengaruh besar

terhadap peningkatan prestasi belajar anak di

sekolah. Selain itu, kata dia, diperlukan kerja

sama yang intens antara pihak sekolah dengan

orang tua siswa dalam upaya meningkatkan

prestasi belajar anak.

Dia juga menyarankan agar lembaga atau

organisasi persatuan orang tua siswa yang

telah dibentuk selama ini perlu diaktifkan

atau dengan kata lain fungsinya dioptimalkan.

“Orang tua yang bijaksana hendaklah berusa-

ha untuk membangkitkan kemauan belajar

anak. Ini bertujuan agar anak tetap mempu-

nyai semangat yang tinggi dalam belajar, baik

di sekolah maupun di rumah,” tuturnya.

(Sumber:

www.republika.com,

dengan pengubahan)

Kerjakanlah perintah soal berikut dengan saksama!

a. Apakah tema pokok yang disampaikan dalam laporan di

atas?

b. Tuliskanlah pokok-pokok penting dalam laporan di atas!

c. Bagaimanakah kelengkapan isi laporan tersebut?

d. Tunjukkan kelebihan dan kekurangan isi laporan di atas

dengan menyertakan data!

e. Bandingkan hasil analisis mengenai laporan tersebut

dengan hasil analisis temanmu!

2.

Perhatikan petikan wawancara berikut!

Pengaruh TV terhadap Pertumbuhan dan Kemampuan Belajar Anak

Bagaimana sebenarnya dampak dunia

televisi bagi perkembangan anak-anak?

Menonton TV merupakan pekerjaan

tanpa akhir, tanpa tujuan, dan tidak membuat

“kenyang”. Tidak seperti makan dan tidur

yang membuat perut kenyang dan badan tidak

capek lagi, menonton TV tidak ada ujungnya.

TV membuat anak ingin terus menonton

tanpa pernah merasa puas. Kegiatan ini tidak

memberikan pengalaman berharga, seperti

membaca buku, berjalan-jalan di alam, atau

bercakap dengan orang lain. Dengan

pengalaman, anak mempunyai kesempatan

untuk merenung dan berpikir yang tentunya

jauh lebih mendidik.

Apabila anak-anak dibiarkan bebas

sebebas-bebasnya menonton TV, video, dan

bermain game di komputer, apa yang terjadi

terhadap pertumbuhan dan kemampuan

belajar mereka?

Ratusan anak mengalami kesulitan

berkonsentrasi pada pekerjaan dan melakukan

gerakan motorik (fisik) kasar maupun halus.

Kebanyakan mereka menemui kesulitan

dalam berhubungan dengan orang dewasa

dan kelompok seusianya.

Boro-boro bikin

kreasi sendiri, ia justru meniru saja apa yang

dilihatnya di TV dengan gerakan yang tidak

kreatif, kaku, dan diulang-ulang.

(Sumber:

www.republika.com

, dengan pengubahan)

Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMP Jilid 2

26

Kerjakanlah soal-soal berikut dengan cermat dan benar!

a. Seusai menyimak petikan wawancara di atas, simpulkan

pokok-pokok wawancara yang dapat kamu tangkap!

b. Tepatkah pertanyaan-pertanyaan yang diajukan penanya

dalam petikan wawancara di atas? Jelaskan dengan alasan

yang tepat!

c. Bagaimanakah pertanyaan-pertanyaan yang kamu ajukan

jika kamu sebagai seorang pewawancara dengan topik

wawancara seperti di atas?

d. Apa saja yang kamu perlukan pada saat melakukan

wawancara tersebut?

e. Apakah hasil wawancara yang kamu dapatkan dari

pertanyaan-pertanyaan yang kamu ajukan memenuhi

pokok-pokok wawancara seperti yang terdapat dalam

petikan wawancara di atas?

3.

Bacalah petikan teks drama “Orang-Orang Kasar” berikut

dengan cermat!

ORANG-ORANG KASAR

Disadur oleh: W.S. Rendra

Nyonya Martopo masuk dengan mata

meredup ke bawah.

Nyonya :

Tuan, selama hidup saya tak bisa

tahan mendengar bicara orang keras-

keras. Saya minta kepada Tuan,

supaya tidak mengganggu kedamai-

an saya.

Bilal

:

Bayarlah saya dan saya akan pergi.

Nyonya :

Tadi sudah saya katakan bahwa saya

tak punya uang kontan. Tunggulah

sampai besok lusa.

Bilal

: Dan saya pun merasa terhormat

untuk menerangkan kepada

Nyonya, bahwa saya memerlukan

uang sekarang, tidak besok lusa.

Nyonya :

Tapi apa daya saya, bila saya tak

punya uang?

Bilal

: Jadi,

Nyonya tak akan membayar

segera? Begitu, bukan?

Nyonya :

Saya tak bisa.

Bilal

: Kalau

begitu saya akan duduk di

sini sampai saya mendapat uang.

(ia pun duduk)

Nyonya akan

membayar besok lusa? Bagus sekali!

Saya akan tinggal di sini sampai

besok lusa.

(melompat bangkit)

.

Saya tanya kepada Nyonya, saya

harus membayar bunga besok pagi,

bukan? Ataukah Nyonya kira saya

cuma berolok-olok?

Nyonya :

Tuan, saya minta Tuan jangan

berteriak. Ini bukan kandang kuda!

Bilal

:

Saya bukannya sedang membicara-

kan kandang kuda. Saya sedang

bertanya, saya akan membayar

bunga besok pagi, bukan?

Nyonya :

Tuan tak tahu bagaimana caranya

memperlakukan seorang wanita.

Bilal

:

Tentu saja saya tahu.

Nyonya :

Tidak! Tuan tidak tahu! Tuan ini

orang kampung, orang tak tahu adat!

Seorang tuan yang terhormat tak

akan bicara seperti itu di depan

seorang wanita!

Bilal

: Wah,

hebat betul! Nyonya mau,

bagaimana seharusnya orang bicara

kepada Nyonya dalam bahasa

Inggris, barangkali? Dear lady,

Pelajaran 1 Peristiwa

27

would you like to lend me your

beautiful eyes? Pardon me for dis-

turb you! What a beautiful wheather

we are having to day! Shell we meet

again tomorrow?

(membungkuk

memberi hormat dengan cara

mengejek)

Nyonya :

Sama sekali tak lucu! Itu biadab

namanya!

Coba tunjukkanlah unsur-unsur intrinsik dalam petikan naskah

tersebut dengan menunjukkan alasan dan data yang tepat,

meliputi

a. tema

b. amanat dan pesan

c. alur atau plot

d. penokohan dan perwatakan

e. setting atau latar.

4.

Bacalah teks ilustrasi berikut dengan cermat!

Bertepatan menjelang penerimaan calon

siswa baru tahun ajaran 2007/2008, OSIS

sekolah kalian mengadakan kegiatan

pengamatan terhadap calon siswa baru.

Kegiatan pengamatan atau observasi ini

dilatarbelakangi adanya program sekolah

berkaitan dengan pemberian beasiswa bagi

siswa berprestasi dan peran serta sekolah

dalam mendukung GNOTA. Tujuan

dilakukannya pengamatan adalah menyeleksi

atau menjaring siswa berprestasi yang akan

mendapatkan beasiswa. Beasiswa tersebut

diharapkan dapat menjadi motivasi dan

pemicu makin meningkatnya prestasi belajar.

Selain itu, pengamatan ini dimaksudkan

sebagai sarana menentukan calon siswa yang

mendapatkan prioritas sebagai anak asuh dari

sekolah. Kegiatan pengamatan ini

dilaksanakan mulai dari pembukaan

pendaftaran calon siswa baru sampai dengan

pengumuman penerimaan siswa baru.

Penentuan siswa yang mendapatkan beasiswa

dan siswa yang mendapatkan prioritas sebagai

anak asuh sekolah, didasarkan beberapa

kriteria berikut; a) nilai ujian masuk, b)

sertifikat atau piagam penghargaan yang

dimiliki, c) prestasi sekolah yang lain, dan

d) beberapa penilaian yang lain.

Berdasarkan ilustrasi pada paragraf di atas, buatlah kerangka

laporan dari pengamatan tersebut! Kembangkan kerangka

tersebut menjadi sebuah laporan pengamatan! Jangan lupa

tentukan tema dan tuliskan kendala-kendala yang dihadapi

selama kegiatan berlangsung!

5.

Simaklah laporan perjalanan berikut ini.

Saksikan Cahaya Berbaris di Bukit Barisan

Wartawan koran ini, FAROUK ARNAZ,

terperanjat bangun. Tiba-tiba kapten kapal

berteriak-teriak genting. Dia bertanya-tanya.

Memang, ada saja ketegangan dan kejutan

dalam perjalanan ini.

Rasa kantuk itu tak juga segera datang.

Mata ini tak mau terpejam lena meski tubuh

rasanya sudah penat. Mungkin karena bau

solar yang terlalu menyesakkan dalam ruang

kemudi kapal motor, tempat saya berbaring.

Bila saya mencoba keluar dari ruang tersebut,

misalnya tidur di geladak palka beratapkan

langit terbuka, sama saja cari masalah.

Pasalnya, suasana langit yang terang

sebelumnya berganti dengan angin bertiup

cukup kencang. Masih ditambah gerimis yang

Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMP Jilid 2

28

belum sudi berhenti. Cuaca yang tidak

nyaman itu pula yang membuat saya gagal

menghubungi redaksi di Jakarta dan Surabaya

via telepon yang saya bawa.

Satu pil pereda sakit kepala saya telan

berharap meredakan mual dan juga

memancing rasa kantuk. Akhirnya kantuk yang

saya tunggu-tunggu itu pun datang. Entah

berapa lama saya tertidur hingga suara gaduh

memaksa saya kembali membuka mata.

Belum juga saya sadar, kapten kapal,

Darmawan Syah, berteriak keras. Mesin kapal

buru-buru dihidupkan. Saya berpikir cepat,

pasti ada masalah. Tsunami susulankah?

Darmawan, yang sibuk mengomandani

tidak menjelaskan sedikit pun pertanyaan

saya. Dia buru-buru tancap gas supaya kapal

melaju. Jangkar yang sudah dilego pun ditarik

kembali. Kapal-kapal lain yang mengikatkan

tali pada kapal kami pun melakukan hal yang

sama. Terdengar teriakan dalam bahasa Aceh

yang sulit saya pahami artinya. Gaduh dan

panik suasananya.

“Brum! Bruuuum!” suara mesin kapal

memekakkan malam yang kian sunyi. “

Bagah-

bagah bacut

(cepat-cepat sedikit),” ujarnya.

Waktu terasa merayap lebih lambat. Semenit

dua menit saya bertanya-tanya tanpa ada

jawaban. Hingga akhirnya Darmawan buka

suara. “Untung ...!” katanya menghela napas.

“Hampir saja kita celaka,” imbuhnya.

“Untung apa? Celaka kenapa?” balas saya.

Dia menerangkan, kapal-kapal kami tadi

terbawa ombak Samudra Hindia hingga

hampir kandas di tepi pantai. Jangkar yang

dibuang ke laut ternyata tak cukup kuat untuk

menahan seretan ombak. “Kalau tadi sampai

kandas, tamatlah kita semua,” lanjut

Muhammad Adam yang paling tua di antara

kami.

Karena itulah, begitu menyadari jika

kapal hampir kandas, mesin kapal langsung

dihidupkan dan segera bergerak lebih ke

tengah. Agar aman, kapal yang kami

tumpangi membutuhkan kedalaman air

sekitar tiga meter.

Sesampai di tengah-tengah Teluk Calang,

kapal pun kembali lego (memindahtangankan

atau mengoperkan) jangkar. Tapi gara-gara

inilah, di malam yang kian larut itu (kurang

lebih pukul 23.00), Kamis (6/1), saya terjaga

dan memilih kembali duduk di palka. Saat

itulah saya mencermati adanya Bukit Barisan

yang menjadi dinding belakang Kota Calang.

(Sumber:

Jawa Pos

, 14 Januari 2005, dengan

pengubahan)

Berdasarkan laporan perjalanan di atas, kerjakanlah perintah-

perintah berikut dengan cermat!

a. Tuliskan pokok-pokok laporan perjalanan yang kamu

simak!

b. Berikanlah tanggapanmu berkaitan dengan pokok-pokok

laporan perjalanan, bentuk penyampaian, serta kelebihan

dan kekurangan dari laporan perjalanan tersebut!

c. Berikanlah beberapa masukanmu untuk menyempurnakan

laporan perjalanan tersebut!